Journey of Wonder Woman

July 25, 2019

Kamu perlu Tahu Etika dalam Bertelepon

by , in


Hai Readers

Di era seperti ini rasanya tidak ada yang tidak memiliki barang ini, dari mulai anak kecil sampai orang tua pasti memilikinya. Selain tuntutan kebutuhan gawai merupakan alat yang memudahkan berkomunikasi.

Untuk anak sekolah, tentu saja untuk mempermudah para orang tua mengecek keberadaannya, dan mempermudah mereka untuk berinteraksi dengan teman-temannya. Selain itu banyak tugas-tugas sekolah yang informasinya melalui gawai.
Begitu juga dengan orang tua dan dewasa, banyak manfaat yang bisa didapat dengan mempunyai benda ini. Sayangnya banyak yang tidak mengetahui bagaimana etika dalam menggunakannya, misalnya pada saat menerima telepon dari seseorang.  
Inilah etika yang wajib kamu tahu,

1.     Mengucapkan salam


Terlepas salam apa yang anda ucapkan, ini adalah hal wajib yang dilakukan. Dengan mengucapkan salam, baik itu assalamuallaikum, selamat pagi, sore, malam, ini menunjukkan bahwa anda orang yang ramah dan menghargai setiap lawan bicara anda.

2.     Tidak berbicara dengan orang selain lawan bicara di telepon

Jika sedang berbicara dengan lawan bicara kita di telepon, sebaiknya anda tidak bicara atau ngobrol dengan orang yang ada disekitar anda. Ini menunjukkan bahwa anda tidak fokus terhadap obrolan yang sedang dilakukan, dan biasanya lawan bicara anda akan bingung.

3.     Tidak sambil makan atau minum

Hal ini masih banyak dilakukan, sambil berbincang dalam telepon biasanya anda sambil mengunyah permen, makan atau minum. Sebaiknya ini tidak dilakukan, kalaupun anda sedang makan, berhentilah sejenak untuk fokus pada lawan bicara. Atau jika sedang sedang makan permen, buanglah dulu supaya suara anda jelas, dan tidak menunjukkan sesuatu yang tidak sopan.


4.     Tidak juga sambil merokok

Bagi para perokok, biasanya mereka tidak mau mematikan rokoknya dulu, sekedar untuk memperhatikan apa yang sedang lawan bicara sampaikan. Biasanya justru malah suara anda dalam menghisap rokok masuk dan didengar oleh lawan bicara. Kalau saya pripadi biasanya tidak suka.

5.     Tidak mengeluarkan suara-suara aneh seperti, batuk, memperlihatkan anda sedang flu.

Ini juga perlu diperhatikan, jika anda sedang membicarakan sesuatu dalam telepon dan anda merasa ingin bersin, ya janganlah suara bersin itu masuk ke dalam telepon. Atau mungkin anda sedang batuk, sepertinya masih mungkin jika suara batuk tersebut di tutup. Jangan menimbulkan kesan jijik lawan bicara anda.

6.     Berbicara dengan suara seperti biasanya

Kadang kala mood juga pengaruh terhadap cara anda menerima telepon, jika mood anda sedang enak suara yang dikeluarkan ceria. Tetapi sebaliknya jika anda sedang tidak mood, suaranya lemah, pelan bahkan seolah ogah berbicara dengan lawan bicara anda. Cobalah untuk teteap dengan suara anda seperti biasanya supaya lawan bicara anda jugak tidak malas mendengarnya, sampai mereka memutuskan untuk stop.

7.     Tidak menggunakan bahasa kasar, membentak

Anda bisa bayangkan, jika baru saja anda mengucapkan “halo”, lalu lawan bicara anda membalas dengan suara membentak bahkan kasar. Pasti anda memutuskan untuk langsung menutupnya dan membatalkan niat anda untuk berkomunikasi dengannya bukan?
Jadi alangkan indah jika suara yang dikeluarkan itu lembut, tidak kasar.


Nah begitu Readers,,

Mungkin memang hal sepele, tetapi buat saya itu menunjukkan bagaimana karakter seseorang. Saya biasanya suka jijik jika lawan bicara saya dalam telepon, nguap dan menunjukkan hal diatas. Jadi tulisan ini hanyalah inspiring saja. Semoga kita masih bisa beretika dalam bertelepon, supaya orang lain lebih menghargai kita. Bagaimana orang lain akan menghargai jika kita sendiri tidak bisa menghargai mereka melalui cara kita dalam bertelepon.

July 22, 2019

Peran Dunia Pendidikan Dalam Membentuk Sumber Daya Yang Kreatif, Inovatif serta berkarakter Di Era Revolusi Industri 4.0 Untuk Mewujudkan Indonesia Mandiri

by , in



Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mengembangkan potensi diri. Dengan adanya pendidikan maka seseorang dapat memiliki kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian, kekuatan spiritual, dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.
Di era yang serba modern dan dalam era revolusi industri 4,0, serta dalam menghadapi keunggulan bersaing, maka sektor pendidikan harus tersistem dan berkelanjutan. Untuk itu bagaimana Pendidikan Tinggi dapat menghasilkan outcome yang unggul dan mandiri serta  kreatif dan inovatif.

Kreatif dan Inovatif,
Outcome dari  pendidikan Tinggi yang diharapkan adalah outcome yang mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah, mempunyai gagasan baru dan melahirkan  inovasi yang dapat membantu sesuatu yang baru, tentu saja sesuai dengan era sekarang ini, era dimana semua serba digital. Sebagai akademisi banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebagai tugas besar yang tidak akan berhenti.  Untuk menghasilkan generasi yang inovatif, kreatif pendidikan Tinggi terus berusaha dengan dengan berbagai upaya. Cara yang ditempuh antara lain menyesuaikan kurikulum dengan dunia industri, menyiapkan tenaga pengajar yang berkualitas dan mempunyai kemampuan keilmuan yang sesuai, serta mempersiapkan sarana prasarana pendukungnya.

Menurut James R. Evans (1994), pengertian kreatif adalah kemampuan dalam menemukan hubungan baru, melihat subjek dari sudut pandang yang berbeda, dan mengkombinasikan beberapa konsep yang sudah mindstream di masyarakat dirubah menjadi suatu konsep yang berbeda.
Jadi sebetulnya pendidikan Tinggi mempunyai peran yang strategis dalam mencetak generasi kreatif, pendidikan yang berkualitas tentu akan menghasilkan generasi yang berkualitas begitu juga dengan Pendidikan Tinggi yang Kreatif pasti akan menghasilkan generasi yang kreatif pula.

Menghasilkan lulusan atau outcome yang kreatif adalah menghasilkan lulusan yang bisa bersaing didunia global, dimana startup – startup baru muncul, persaingan semakin ketat dan teknologi digital semakin maju. Berdasarkan data dari Kemenristek Dikti startup yang muncul di tahun 2019 adalah sebanyak 1307, dan ini tidak hanya berfokus pada bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saja, tapi juga bidang-bidang lain seperti pangan, kesehatan dan obat-obatan, pertahanan dan keamanan, energi, transportasi dan material maju. Artinya kreatifitas dan inovasilah lah yang akan membentuk dan menelorkan karya-karya yang dapat diunggulkan. 



Berkarakter
Satu hal lagi yang penting adalah bagaimana pendidikan yang dilakukan merupakan pendidikan berkarakter, dimana aspek ini juga perlu ditransfer  untuk generasi muda. Mereka harus diberi bekal moral dan spritual sehingga kemampuan intelektual yang dimiliknya akan berimbang. Bagaimana generasi muda yang akan dilahirkan oleh Pendidikan Tinggi memiliki jiwa sosial, berpikir kritis, memiliki dan mengembangkan cita-cita luhur serta mencintai dan menghormati orang lain.
Ini yang kadang menjadi masalah, sehingga perlunya etik dimasukkan sebagai kurikulum agar generasi atau outcome yang dihasilkan tetap menjadi individu yang mempunyai karakter dan tidak bertentangan dengan norma.

Untuk itu, pendidikan tinggi harus terus membenahi diri agar dapat memberikan bekal yang cukup bagi sumber daya muda untuk berkompetisi dan bersaing di tingkat global, Karena
Perkembangan teknologi digital dalam bentuk teknologi informasi dan komunikasi di kalangan pendidikan bukan lagi hal yang baru. Teknologi telah banyak membantu membuka akses informasi yang lebih luas dan tidak terbatas bagi siapapun. Kemajuan teknologi harus mampu menciptakan revolusi bagi dunia pendidikan, serta menciptakan generasi berkarakter.



Etika yang baik
Yang paling penting lagi adalah sumberdaya yang kreatif, inovatif serta mempunyai etika yang baik harus mampu memanfaatkan teknologi digital dan memahami dampak positif serta negatifnya. Untuk itulah perlunya pendidikan berkarakter, agar kreatifitas dan inovasi bisa terus berkembang secara global. Karena untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri, generasi muda di era digital harus memiliki dasar pengetahuan yang cukup, terutama untuk menyikapi dampak sosial dari teknologi agar pemanfaatannya dapat maksimal.